Selasa, 08 Desember 2009

Resume Chapter 9 “The Dynamics of Diplomacy”

Hal yang paling menonjol dari apa yang kita sebut special mission diplomacy adalah jangka waktu yang hanya sementara (temporary). Akan tetapi waktu yang sementara ini juga tidak dapat diartikan sebagai sesuatu yang sebentar, waktu yang diperlukan tergantung pada kapan misi tersebut dinyatakan telah selesai. Setiap misi memiliki objek dan fokus kajian yang berbeda dan terspesialisasi, sehingga seringkali sulit menentukan jangka waktu yang pas kapan misi tersebut akan dihentikan. Seperti contohnya, Amerika Serikat pernah mengirim utusan untuk misi di Timur Tengah dalam jangka waktu yang lama, yaitu sekitar delapan tahun. Setiap misi yang dilakukan oleh setiap negara pun biasanya memiliki satu atau lebih utusan yang disebut special agents yang biasanya merupakan para ahli di bidangnya masing-masing. Banyak kepala badan-badan internasional yang mengirim special agents mereka sendiri, yang berasal dari kalangan pemerintah maupun organisasi nonpemerintah, untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan fungsi internasional mereka. Bagi organisasi nonpemerintah, special mission merupakan langkah yang sangat penting untuk mempromosikan kasus yang akan mereka angkat ke dalam proses politik internasional, hal ini dikarenakan mereka biasanya tidak memiliki misi-misi yang permanen.
Special mission dianggap fleksibel dan juga dinilai serba guna. Fleksibel disini maksudnya adalah siapa saja bisa menjadi special agents. Dengan semakin banyaknya isu yang dibahas, kini tidak hanya orang-orang utusan departemen luar negeri saja yang dapat melaksanakan special mission ini, tetapi juga para cendikiawan yang telah ahli di bidangnya masing-masing. Akan tetapi disamping keunggulan dan fungsinya, special mission juga mempunyai keterbatasan berupa ketidakmampuan untuk menggantikan permanent mission.
Conference diplomacy, kini dinilai mulai banyak digunakan untuk menegosiasikan isu-isu internasional. Lalu akibatnya adalah semakin banyaknya aktor internasional yang tergantung untuk berdiplomasi dengan cara ini sehingga efeknya sekarang banyak di saksikan bahwa jumlah konferensi atau pertemuan berskala internasional, dan bersifat multilateral khususnya, terus bertambah. Seperti halnya special mission, conference diplomacy juga merupakan salah satu metode diplomasi dengan jangka pendek. Akan tetapi jika suatu isu mengalami deadlock, maka konferensi tersebut akan ditangguhkan sementara waktu, lalu dilanjutkan di konferensi selanjutnya. Disinilah letak kelemahan dari conference diplomacy yang seringkali dikeluhkan oleh negara-negara karena dengan semakin seringnya pertemuan-pertemuan multilateral dilaksanakan, tentu saja anggaran akan semakin meningkat, dan ini dianggap kurang efektif dan efisien dari sisi waktu dan juga biaya yang dikeluarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar