Interdependensi diartikan sebagai hubungan timbal balik yang saling menguntungkan sehingga berdampak menjadi sebuah ketergantungan. Hubungan timbal balik ini dapat berupa antarnegara, antartokoh politik dari suatu negara, antarorganisasi, dan lainnya. Interdependensi muncul sebagai akibat dari kebutuhan setiap negara yang begitu kompleks dan tidak dapat dipenuhi sendiri, atau dapat juga muncul karena suatu negara membutuhkan penyelesaian dari negara lain atas masalah yang dimiliki negara tersebut. Ketergantungan global bukanlah hal yang baru, namun terus berkembang seiring dengan banyaknya perubahan, mulai dari segi teknologi, komunikasi, hingga bertambahnya negara-negara baru. Hubungan antarnegara dewasa ini semakin sering dilakukan, juga karena semakin bertambahnya tingkat ketergantungan dari masing-masing negara. PBB biasanya membantu memfasilitasi hubungan internasional yang sifatnya multilateral dengan membuat konferensi negara-negara untuk mempertemukan negara-negara yang memiliki masalah untuk didiskusikan dan berharap mendapat penyelesaian ataupun bantuan dari negara lainnya.
Namun yang memiliki urusan hubungan luar negeri saat ini tidak hanya antarnegara, tetapi juga antardepartemen dari suatu negara. Departemen tersebut membuat kontak langsung dengan departemen negara lain baik melalui surat maupun telepon. Jadi, departemen-departemen ini mengatur hubungan luar negerinya masing-masing secara terpisah dari urusan kementerian luar negeri. Selain departemen, suatu organisasi juga dapat membuka hubungan dengan negara lain, semuanya tergantung kepada kebutuhan dari organisasi ke negara tersebut atau sebaliknya. Hubungan departemen dengan negara atau organisasi dengan negara dapat disebut transgovernmental relations. Hubungan semacam ini sebenarnya disarankan juga oleh PBB karena dengan begitu pembahasan isu-isu atau pun urusan-urusan dapat lebih spesifik dan terkonsentrasi dengan maksimal.
Tampilkan postingan dengan label The Dynamics of Diplomacy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label The Dynamics of Diplomacy. Tampilkan semua postingan
Selasa, 08 Desember 2009
Resume Chapter 9 “The Dynamics of Diplomacy”
Hal yang paling menonjol dari apa yang kita sebut special mission diplomacy adalah jangka waktu yang hanya sementara (temporary). Akan tetapi waktu yang sementara ini juga tidak dapat diartikan sebagai sesuatu yang sebentar, waktu yang diperlukan tergantung pada kapan misi tersebut dinyatakan telah selesai. Setiap misi memiliki objek dan fokus kajian yang berbeda dan terspesialisasi, sehingga seringkali sulit menentukan jangka waktu yang pas kapan misi tersebut akan dihentikan. Seperti contohnya, Amerika Serikat pernah mengirim utusan untuk misi di Timur Tengah dalam jangka waktu yang lama, yaitu sekitar delapan tahun. Setiap misi yang dilakukan oleh setiap negara pun biasanya memiliki satu atau lebih utusan yang disebut special agents yang biasanya merupakan para ahli di bidangnya masing-masing. Banyak kepala badan-badan internasional yang mengirim special agents mereka sendiri, yang berasal dari kalangan pemerintah maupun organisasi nonpemerintah, untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan fungsi internasional mereka. Bagi organisasi nonpemerintah, special mission merupakan langkah yang sangat penting untuk mempromosikan kasus yang akan mereka angkat ke dalam proses politik internasional, hal ini dikarenakan mereka biasanya tidak memiliki misi-misi yang permanen.
Special mission dianggap fleksibel dan juga dinilai serba guna. Fleksibel disini maksudnya adalah siapa saja bisa menjadi special agents. Dengan semakin banyaknya isu yang dibahas, kini tidak hanya orang-orang utusan departemen luar negeri saja yang dapat melaksanakan special mission ini, tetapi juga para cendikiawan yang telah ahli di bidangnya masing-masing. Akan tetapi disamping keunggulan dan fungsinya, special mission juga mempunyai keterbatasan berupa ketidakmampuan untuk menggantikan permanent mission.
Conference diplomacy, kini dinilai mulai banyak digunakan untuk menegosiasikan isu-isu internasional. Lalu akibatnya adalah semakin banyaknya aktor internasional yang tergantung untuk berdiplomasi dengan cara ini sehingga efeknya sekarang banyak di saksikan bahwa jumlah konferensi atau pertemuan berskala internasional, dan bersifat multilateral khususnya, terus bertambah. Seperti halnya special mission, conference diplomacy juga merupakan salah satu metode diplomasi dengan jangka pendek. Akan tetapi jika suatu isu mengalami deadlock, maka konferensi tersebut akan ditangguhkan sementara waktu, lalu dilanjutkan di konferensi selanjutnya. Disinilah letak kelemahan dari conference diplomacy yang seringkali dikeluhkan oleh negara-negara karena dengan semakin seringnya pertemuan-pertemuan multilateral dilaksanakan, tentu saja anggaran akan semakin meningkat, dan ini dianggap kurang efektif dan efisien dari sisi waktu dan juga biaya yang dikeluarkan.
Special mission dianggap fleksibel dan juga dinilai serba guna. Fleksibel disini maksudnya adalah siapa saja bisa menjadi special agents. Dengan semakin banyaknya isu yang dibahas, kini tidak hanya orang-orang utusan departemen luar negeri saja yang dapat melaksanakan special mission ini, tetapi juga para cendikiawan yang telah ahli di bidangnya masing-masing. Akan tetapi disamping keunggulan dan fungsinya, special mission juga mempunyai keterbatasan berupa ketidakmampuan untuk menggantikan permanent mission.
Conference diplomacy, kini dinilai mulai banyak digunakan untuk menegosiasikan isu-isu internasional. Lalu akibatnya adalah semakin banyaknya aktor internasional yang tergantung untuk berdiplomasi dengan cara ini sehingga efeknya sekarang banyak di saksikan bahwa jumlah konferensi atau pertemuan berskala internasional, dan bersifat multilateral khususnya, terus bertambah. Seperti halnya special mission, conference diplomacy juga merupakan salah satu metode diplomasi dengan jangka pendek. Akan tetapi jika suatu isu mengalami deadlock, maka konferensi tersebut akan ditangguhkan sementara waktu, lalu dilanjutkan di konferensi selanjutnya. Disinilah letak kelemahan dari conference diplomacy yang seringkali dikeluhkan oleh negara-negara karena dengan semakin seringnya pertemuan-pertemuan multilateral dilaksanakan, tentu saja anggaran akan semakin meningkat, dan ini dianggap kurang efektif dan efisien dari sisi waktu dan juga biaya yang dikeluarkan.
Label:
diplomasi,
resume,
The Dynamics of Diplomacy
Resume Changes in Diplomatic Profession - "The Dynamics of Diplomacy"
Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan diplomasi dan pelaku diplomasi mengalami perubahan. Perubahan ini berdampak baik dan juga buruk. Perubahan yang baik dapat terlihat dari meningkatnya jumlah aktor internasional selain diplomat dari masing-masing negara di dunia. Akan tetapi dampak buruknya adalah meningkatnya cost (biaya) untuk masing-masing negara ini mengembangkan jaringan dengan mengirim diplomat-diplomat ke negara lain di dunia. Sayang sekali masih banyak negara belum berkembang yang masih tertinggal sehingga kurang bisa menggaji para diplomat ini dengan gaji yang cukup seimbang.
Perubahan dalam profesi diplomatik ini salah satunya juga dapat terlihat dari semakin banyaknya jumlah wanita yang menduduki posisi-posisi penting dalam hubungan suatu negara dengan negara lain. Kini tidak jarang kita temukan para diplomat wanita yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Selain itu, peran serta istri-istri dari para diplomat ternyata juga memberikan efek dalam kemajuan hubungan suatu negara dengan negara lain. Para istri ini juga tidak kalah sibuknya seperti para suami mereka dalam urusan membina hubungan baik dengan negara teman.
Hal yang cukup signifikan dan terasa dalam hubungannya dengan profesi diplomatik adalah hak imunitas diplomatik yang dimiliki para diplomat atau aktor negara yang sedang ditugaskan oleh negaranya dalam menjalankan perintah negara. Hak imunitas ini membuat objek yang dikenainya menjadi kebal akan hukum dan beberapa aspek lainnya sehingga sempat terjadi penyalahgunaan hak imunitas diplomatik ini beberapa kali.
Selain hak imunitas, kesetaraan gender, dan bertambahnya aktor-aktor internasional, para diplomat kini juga telah berubah profesinya karena tidak lagi melulu harus berdiplomasi antarsesama diplomat, melainkan kini para diplomat dibekali tugas untuk berdiplomasi di depan publik. Tujuannya agar publik mengetahui langkah dan kebijakan luar negeri apa saja yang diambil oleh negaranya serta untuk dapat mengetahui apa opini publik yang berhubungan dengan apa yang disampaikan oleh diplomat tersebut didepan mereka.
Perubahan dalam profesi diplomatik ini salah satunya juga dapat terlihat dari semakin banyaknya jumlah wanita yang menduduki posisi-posisi penting dalam hubungan suatu negara dengan negara lain. Kini tidak jarang kita temukan para diplomat wanita yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Selain itu, peran serta istri-istri dari para diplomat ternyata juga memberikan efek dalam kemajuan hubungan suatu negara dengan negara lain. Para istri ini juga tidak kalah sibuknya seperti para suami mereka dalam urusan membina hubungan baik dengan negara teman.
Hal yang cukup signifikan dan terasa dalam hubungannya dengan profesi diplomatik adalah hak imunitas diplomatik yang dimiliki para diplomat atau aktor negara yang sedang ditugaskan oleh negaranya dalam menjalankan perintah negara. Hak imunitas ini membuat objek yang dikenainya menjadi kebal akan hukum dan beberapa aspek lainnya sehingga sempat terjadi penyalahgunaan hak imunitas diplomatik ini beberapa kali.
Selain hak imunitas, kesetaraan gender, dan bertambahnya aktor-aktor internasional, para diplomat kini juga telah berubah profesinya karena tidak lagi melulu harus berdiplomasi antarsesama diplomat, melainkan kini para diplomat dibekali tugas untuk berdiplomasi di depan publik. Tujuannya agar publik mengetahui langkah dan kebijakan luar negeri apa saja yang diambil oleh negaranya serta untuk dapat mengetahui apa opini publik yang berhubungan dengan apa yang disampaikan oleh diplomat tersebut didepan mereka.
Label:
resume,
The Dynamics of Diplomacy
Langganan:
Postingan (Atom)